MENABUR PESAN ILAHI DENGAN
KECERDASAN
Nisrina NA
Alhamdullillaahirabbil'aalamiin..
ALLAHumma shalli 'alaa Muhammad.
Langit Jakarta 06 Okt 2012. 00:01 WIB
Assalamu’alaikum wr.wb
Dalam menuju
tingkatan yang lebih tinggi kita membutuhkan pijakan yang lebih kuat pula
tentunya. Semakin tinggi pohon semakin besar pula angin menerpa. Tak dapat
dipungkiri baik/buruknya sejarah merupakan bagian dari masa depan.. ini adalah
awal untuk mencapai titik terakhirku, dan akhir yang kutuju merupakan awal
untuk perjalan selanjutnya sampai kumenuju akhir dan akan memulai awal kembali
begitu seterusnya sampai batas waktu yang Sang Pencipta tentukan.
Dalam meneladani sifat Tuhan Yang Maha Sempurna dan Segala-galanya,
hendaklah kita terus menerus berupaya untuk terus menimba ilmu. Dalam upaya
tersebut kita dituntut agar dapat menggunakan secara maksimal seluruh potensi (panca
indera, akal dan kalbu) yang dianugerahkan Allah untuk meraih sebanyak mungkin
ilmu yang bermanfaat, bukan hanya ilmu yang berkenaan dengan seluruh
benda-benda yang ada di seluruh jagad raya ini, tetapi juga ilmu yang bersifat
non empiris, yang hanya dapat diraih dengan kesucia jiwa dan kejernihan kalbu.
Merujuk Firmannya dalam surat al-‘Alaq: 1-5
1. bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.
yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Allah menyuruh kita untuk menuntut ilmu, tapi tidak dijelaskan apa
yang harus kita dipelajari. Ternyata
samar tapi jelas tegas bahwa jagad raya beserta seluruh isinya merupakan
suatu pengetahuan/pelajaran untuk manusia, tak terbatas apa-apa yang harus kita
pelajari.
Perlu diketahui, ilmu seseorang harus mengantarkannya kepada iman,
yang akan mendorongnya memberi nilai-nilai spiritual terhadap ilmu yang
diraihnya, mulai dari motivasi hingga tujuan dan pemanfaatannya.
Kecerdasan spiritual akan melahirkan kepekaan yang bersifat
supranatural dan religius. Dimensi spiritual mengantar manusia percaya kepada
kebenaran yang sebenarnya. Seseorang yang cerdas dalam spiritual insya Allah
dia sukses mengontrol intelektual dan emosional yang dia miliki.
Hawa nafsu/serakah adalah rasa tidak pernah puas yang akan selalu
mengajak kepada hal yang bersifat negative. Ia bagaikan air laut, semaikin
diminum semakin mengundang rasa haus. “Siapa yang
memilih dunia dengan mengorbankan akhirat, maka dunia pasti meninggalkannya dan
akhiratpun luput darinya.”
Begitu pentingnya spiritual yang harus dimiliki, karena dengan
spiritual tersebut intelektual dan emosional kita akan dituntun. Andai saja
kecerdasan ini tidak dibarengi, mungkin kita—bahkan kemanusiaan seluruhnya akan
terjerumus ke dalam jurang KEBINASAAN!!. Kita
akan menjadi kepompong yang membakar dirinya sendiri akibat “kepintarannya”. Perlu
diingat bahwa kebodohan bukanlah sekedar lawan dari berpengetahuan, bisa jadi
seseorang yang memiliki banyak informasi, tetapi informasi tersebut tidak
bermanfaat/dimanfaatkan olehnya.
Pesan penulis untuk kita semua:
Belajarlah!!
Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, kita akan semakin tahu bahwa masih
banyak lagi sesuatu yang belum kita ketahui..
Jangan
jadikan kemiskinan untuk suatu alasan bahwa kita tidak mampu.. justru kemiskinan yang
melanda akan membuat kita mampu.
Jangan
jadikan masalah yang menyebabkan kegagalan, justru masalah yang harus kita
jadikan kunci untuk membuka pintu kesuksesan..
salam menuju sukses untuk kita semua...