Jumat, 05 Oktober 2012

Menabur Pesan Ilahi


MENABUR PESAN ILAHI DENGAN KECERDASAN
Nisrina NA
Alhamdullillaahirabbil'aalamiin..
ALLAHumma shalli 'alaa Muhammad.
Langit Jakarta 06 Okt 2012. 00:01 WIB
Assalamu’alaikum wr.wb
            Dalam menuju tingkatan yang lebih tinggi kita membutuhkan pijakan yang lebih kuat pula tentunya. Semakin tinggi pohon semakin besar pula angin menerpa. Tak dapat dipungkiri baik/buruknya sejarah merupakan bagian dari masa depan.. ini adalah awal untuk mencapai titik terakhirku, dan akhir yang kutuju merupakan awal untuk perjalan selanjutnya sampai kumenuju akhir dan akan memulai awal kembali begitu seterusnya sampai batas waktu yang Sang Pencipta tentukan.
Dalam meneladani sifat Tuhan Yang Maha Sempurna dan Segala-galanya, hendaklah kita terus menerus berupaya untuk terus menimba ilmu. Dalam upaya tersebut kita dituntut agar dapat menggunakan secara maksimal seluruh potensi (panca indera, akal dan kalbu) yang dianugerahkan Allah untuk meraih sebanyak mungkin ilmu yang bermanfaat, bukan hanya ilmu yang berkenaan dengan seluruh benda-benda yang ada di seluruh jagad raya ini, tetapi juga ilmu yang bersifat non empiris, yang hanya dapat diraih dengan kesucia jiwa dan kejernihan kalbu.
Merujuk Firmannya dalam surat al-‘Alaq: 1-5   
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Allah menyuruh kita untuk menuntut ilmu, tapi tidak dijelaskan apa yang harus kita dipelajari. Ternyata samar tapi jelas tegas bahwa jagad raya beserta seluruh isinya merupakan suatu pengetahuan/pelajaran untuk manusia, tak terbatas apa-apa yang harus kita pelajari.
Perlu diketahui, ilmu seseorang harus mengantarkannya kepada iman, yang akan mendorongnya memberi nilai-nilai spiritual terhadap ilmu yang diraihnya, mulai dari motivasi hingga tujuan dan pemanfaatannya.
Kecerdasan spiritual akan melahirkan kepekaan yang bersifat supranatural dan religius. Dimensi spiritual mengantar manusia percaya kepada kebenaran yang sebenarnya. Seseorang yang cerdas dalam spiritual insya Allah dia sukses mengontrol intelektual dan emosional yang dia miliki.
Hawa nafsu/serakah adalah rasa tidak pernah puas yang akan selalu mengajak kepada hal yang bersifat negative. Ia bagaikan air laut, semaikin diminum semakin mengundang rasa haus. “Siapa yang memilih dunia dengan mengorbankan akhirat, maka dunia pasti meninggalkannya dan akhiratpun luput darinya.”
Begitu pentingnya spiritual yang harus dimiliki, karena dengan spiritual tersebut intelektual dan emosional kita akan dituntun. Andai saja kecerdasan ini tidak dibarengi, mungkin kita—bahkan kemanusiaan seluruhnya akan terjerumus ke dalam jurang KEBINASAAN!!. Kita akan menjadi kepompong yang membakar dirinya sendiri akibat “kepintarannya”. Perlu diingat bahwa kebodohan bukanlah sekedar lawan dari berpengetahuan, bisa jadi seseorang yang memiliki banyak informasi, tetapi informasi tersebut tidak bermanfaat/dimanfaatkan olehnya.
Pesan penulis untuk kita semua:
*      Belajarlah!! Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, kita akan semakin tahu bahwa masih banyak lagi sesuatu yang belum kita ketahui..
*      Jangan jadikan kemiskinan untuk suatu alasan bahwa kita tidak mampu.. justru kemiskinan yang melanda akan membuat kita mampu.
*      Jangan jadikan masalah yang menyebabkan kegagalan, justru masalah yang harus kita jadikan kunci untuk membuka pintu  kesuksesan.. 

salam menuju sukses untuk kita semua...
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar