Rabu, 20 Juni 2012



Lebah pakar matematika
Tugas yang dijalankan lebah madu betina membuat kita terheran-heran. Desain sel-sel tempat hidupnya tidak memerlukan keahlian seorang pakar matematika. Lebah membuat penyimpanan madunya dalam bentuk heksagon yaitu persegi enam. Fosil lebah menunjukkan bahwa hal ini sudah terjadi pada jutaan tahun silam. Para pakar meneliti mengapa heksagon ini tetap dan mengapa tidak ada persegi empat, heptagon (persegi tujuh), octagon (persegi delapan) ataupun yang lainnya. Mereka menemukan bahwa pemanfaatan optimal keseluruhan ruang tak mungkin diperoleh dari bentuk selain heksagon. Dalam bentuk itu pula, pembuatan sel menggunakan bahan paling ekonomis. Anadaikan sel-sel tersebut memilki bentuk berbeda misalnya segiatiga, segi empat atau yang lainnya memang tak aka nada ruang kosong pula. Akan tetapi, lebih sedilit bahan yang dibutuhkan untuk membangun sel heksagonal. Lagi pula pada kebanyakan bentuk lain, akan ada ruang tersisa yang tak dapat dipergunakan. Dengan demikian, sel heksagonal dapat menyimpan madu lebih banyak, tetapi memerlukan lilin lebih sedikit.
Struktur ini merupakan hasil kerja sama ribuan lebah, masing-masing berkontribusi terhadap keseluruhan mahakarya geometris ini. Para pakar matematika telah membuktikan bahwatidak ada ruang yang lebih besar dapat dibuat denganjumlah lilin paling sedikit itu agar sesuai dengan desain geometris. Lebah pekerja memperlihatkan bagaimana mereka bisa mewujudkan secara ekonomis dengan apa yang mereka miliki.
Seorang entomologis Perancis bernama Antoine Ferchault mengajukan soal geometris yang disebut “soal lebah”. Dia menyatakan. “penampang melintang satu sel heksagonal biasa ditutup oleh tiga ruang berbentuk belah ketupat yang sama dan sama-sama miring. Hitung sudut lancip belah ketupat tersebut jika total luas permukaan sel ini paling kecil.”
Tiga pakar matematika terkemuka, seorang berkebangsaan Jerman, seorang Swiss, dan seoran Inggris, berusaha memecahkan soal ini, dan kesemuanya menemukan hasil berikut: 70 derajat 32 menit. Angka ini tepat sesuai dengan sudut sel yang dibangun oleh lebah betina. Bahkan manusia palin bijakpun tidak dapat menyarankan teknik yang lebih baik dari cara pembangunan lebah betina ini.
Titik awal lebah pekerja dalam proses produksi sel-sel tersebut berbeda. Ketika pekerjaan berlangsung, sel-sel tersebut dibangun menuju arah titik pusat. Sudut pertemuan sel sangat sempurna. Jelaslah bahwa dalam pembangunan rancangan ini, jarak antara titik awal dan titik akhir serta perhitungan tepat posisi pekerja lainnya menunjukkan keakuratan yang luar biasa.
Lebah bukan hanya pakar teori yang hebat, melainkan juga praktisi yang handal. Secara teoritis, perhitungan ini luar biasa tepat, sementara kemampuan untuk menerapkan kemampuan untuk menerapkannya juga luar biasa akurat.
Bagaima mungkin para lebah tersebut, yang masa hidupnya sangat pendek, menghasilkan semua perhitungan dari konstruksi ini??. Menyebut kecerdasa ini hanya bersifat NALURI tidak menjelaskan apa-apa. Al-Qur’an menyatakan bahwa lebah nmenerima wahyu, berdasarkan wahyu itulah rancangan dan pemprograman dari Allahh diwujudkan. Dalam rentang usia lebah madu, manusia paling cerdas bahkan belum bisa belajar berhitung, apalagi pembuat sebuah rancangan yang sempurna. Kita tentu saja tidak dapat menisbahkan kecanggihan para lebah sebagai keberuntungan semata. Sang pencipta yang menciptakan lebah dilengkapi dengan semua potensi, memecahkan semua masalah matematika untuknya. Pencipta yang sama juga mengatur agar lebah bekerja untuk tujuan yang juga melayani umat manusia secara umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar