Lebah
pakar matematika
Tugas
yang dijalankan lebah madu betina membuat kita terheran-heran. Desain sel-sel
tempat hidupnya tidak memerlukan keahlian seorang pakar matematika. Lebah
membuat penyimpanan madunya dalam bentuk heksagon yaitu persegi enam. Fosil
lebah menunjukkan bahwa hal ini sudah terjadi pada jutaan tahun silam. Para
pakar meneliti mengapa heksagon ini tetap dan mengapa tidak ada persegi empat,
heptagon (persegi tujuh), octagon (persegi delapan) ataupun yang lainnya.
Mereka menemukan bahwa pemanfaatan optimal keseluruhan ruang tak mungkin
diperoleh dari bentuk selain heksagon. Dalam bentuk itu pula, pembuatan sel
menggunakan bahan paling ekonomis. Anadaikan sel-sel tersebut memilki bentuk
berbeda misalnya segiatiga, segi empat atau yang lainnya memang tak aka nada
ruang kosong pula. Akan tetapi, lebih sedilit bahan yang dibutuhkan untuk
membangun sel heksagonal. Lagi pula pada kebanyakan bentuk lain, akan ada ruang
tersisa yang tak dapat dipergunakan. Dengan demikian, sel heksagonal dapat
menyimpan madu lebih banyak, tetapi memerlukan lilin lebih sedikit.
Struktur
ini merupakan hasil kerja sama ribuan lebah, masing-masing berkontribusi
terhadap keseluruhan mahakarya geometris ini. Para pakar matematika telah
membuktikan bahwatidak ada ruang yang lebih besar dapat dibuat denganjumlah
lilin paling sedikit itu agar sesuai dengan desain geometris. Lebah pekerja
memperlihatkan bagaimana mereka bisa mewujudkan secara ekonomis dengan apa yang
mereka miliki.
Seorang
entomologis Perancis bernama Antoine Ferchault mengajukan soal geometris yang
disebut “soal lebah”. Dia menyatakan. “penampang melintang satu sel heksagonal
biasa ditutup oleh tiga ruang berbentuk belah ketupat yang sama dan sama-sama
miring. Hitung sudut lancip belah ketupat tersebut jika total luas permukaan
sel ini paling kecil.”
Tiga
pakar matematika terkemuka, seorang berkebangsaan Jerman, seorang Swiss, dan
seoran Inggris, berusaha memecahkan soal ini, dan kesemuanya menemukan hasil
berikut: 70 derajat 32 menit. Angka ini tepat sesuai dengan sudut sel yang
dibangun oleh lebah betina. Bahkan manusia palin bijakpun tidak dapat
menyarankan teknik yang lebih baik dari cara pembangunan lebah betina ini.
Titik
awal lebah pekerja dalam proses produksi sel-sel tersebut berbeda. Ketika
pekerjaan berlangsung, sel-sel tersebut dibangun menuju arah titik pusat. Sudut
pertemuan sel sangat sempurna. Jelaslah bahwa dalam pembangunan rancangan ini,
jarak antara titik awal dan titik akhir serta perhitungan tepat posisi pekerja
lainnya menunjukkan keakuratan yang luar biasa.
Lebah
bukan hanya pakar teori yang hebat, melainkan juga praktisi yang handal. Secara
teoritis, perhitungan ini luar biasa tepat, sementara kemampuan untuk
menerapkan kemampuan untuk menerapkannya juga luar biasa akurat.
Bagaima
mungkin para lebah tersebut, yang masa hidupnya sangat pendek, menghasilkan
semua perhitungan dari konstruksi ini??. Menyebut kecerdasa ini hanya bersifat
NALURI tidak menjelaskan apa-apa. Al-Qur’an menyatakan bahwa lebah nmenerima
wahyu, berdasarkan wahyu itulah rancangan dan pemprograman dari Allahh
diwujudkan. Dalam rentang usia lebah madu, manusia paling cerdas bahkan belum
bisa belajar berhitung, apalagi pembuat sebuah rancangan yang sempurna. Kita
tentu saja tidak dapat menisbahkan kecanggihan para lebah sebagai keberuntungan
semata. Sang pencipta yang menciptakan lebah dilengkapi dengan semua potensi,
memecahkan semua masalah matematika untuknya. Pencipta yang sama juga mengatur
agar lebah bekerja untuk tujuan yang juga melayani umat manusia secara umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar