Minggu, 17 Juni 2012

Untuk tafakur yang agak berat mari kita ikuti renungan kekhawatiran seorang manusia yang sadar akan adanya kehidupan setelah kematian:


sesaat rohku terpisak dengan jasad, yaitu ketika aku mulai memsuki alam kehidupan yang baru, apakah aku dapat tersenyum menjumpai malaikat yang memberikan salam epadaku: (1) wahai anak adam, engkaukah yang meninggalkan dunia, atau dunia yang meninggalkanmu?? (2) wahai anak adam, engkaukah yang merengkuh dunia, atau dunia yang merengkuhmu?? (3) wahai anak adam, engkaukah yang mematikan dunia, atau dunia yang memetikanmu??
Ketika jasadku digeletakkan menunggu untuk dimandikan, mampukah aku tegar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan malaikat kepadaku: (1) wahai anak adam, dimanakah tubuhmu yang kuat itu, mengapa kini ta’berdaya?? (2) wahai anak adam, dimanakh lisanmu yang lantang dulu, megapa kini engkau terdiam?? (3) wahai anak adam, dimanakah orang-orang yang mengsihimu, mengapa kini mereka membiarkanmu tergeletak sendirian tanpa daya??
Sewaktu mayatku dibaringkan diatas kain kafan, siap dibungkus, mampukah aku manuruti apa yang dikatakan malaikat: (1) wahai anak adam, bersiaplah engkau pergi jauh tanpa membawa bekal!! (2) wahai anak adam, pergilah dari rumahmu dan jangan kembali! (3) wahai anak adam, naikilah tandu yamg tidak akan pernah engkau nikmati lagi setelah itu!
Tatkala jenazahku dipikul di atas keranda, sanggupkah akubersikap anggun seperti seorang raja yang ditandu prajurit, ketika malaikat berseru kepadaku: (1) wahai anak adam, bahagialah engkau apabila engkau termasuk orang-orang yang bertaubat, (2) wahai anak adam, berbahagialah engkau  apabila selama di dunia selalu taat pada perintah Allah dan rasulnya, (3) wahai anak adam, berbahagialah engkau apabila yang menjadi teman abadimu di dalam kubur adalah ridha Allah, celakalah engkau apabila teman abadimu murka Allah!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar